Puisi Harapan | Mencintai Dengan Kata

Harapan atau asa adalah bentuk dasar dari kepercayaan akan sesuatu yang diinginkan akan didapatkan atau suatu kejadian akan bebuah kebaikan di waktu yang akan datang. Pada umumnya harapan berbentuk abstrak, tidak tampak, namun diyakini bahkan terkadang, dibatin dan dijadikan sugesti agar terwujud. Namun adakalanya harapan tertumpu pada seseorang atau sesuatu. Pada praktiknya banyak orang mencoba menjadikan harapannya menjadi nyata dengan cara berdoa atau berusaha.
Beberapa pendapat menyatakan bahwa esensi harapan berbeda dengan "berpikir positif" yang merupakan salah satu cara terapi/ proses sistematis dalam psikologi untuk menangkal "pikiran negatif" atau "berpikir pesimis".
Kalimat lain "harapan palsu" adalah kondisi di mana harapan dianggap tidak memiliki dasar kuat atau berdasarkan khayalan serta kesempatan harapan tersebut menjadi nyata sangatlah kecil.

Mencintaimu Dengan Kata
Puisi Harapan | Mencintai Dengan Kata

Berbicara denganmu, walau tak tersentuh. Membayangkanmu walau tak melihat. Hanya katalah penyambung kita, perantara kita. Hanya telingalah senjata kita untuk saling membuka diri, penghancur benteng pelindung titik pribadi kita. Ya, hanya kata dan telingalah yang bisa kita andalkan jika cinta belum jatuh. Entah bagaimana Tuhan bekerja, aku pun tak mengerti. Sudah sejauh ini kita melangkah, sudah segudang kata tercurah. Tapi tak juga cinta jatuh di kasurku. Apa cinta juga belum jatuh disana, di tempatmu? Jika cinta belum juga jatuh, aku jadi meragukan kita. Mau jadi apa kita jika sudah selama ini masih juga cinta tak terhempas? Apa sih maunya? Apa masih kurang banyak kata yang kita tukar?

Kau tahu sayang, sampai detik ini aku masih percaya teori soal Tuhan. Bahwa Tuhan tidak tidur, bahwa Tuhan selalu bekerja dengan caranya yang tak pernah kita berdua ketahui. Aku percaya Tuhan hanya meminta kita untuk bersabar sampai saatnya tiba. Kau tahulah sayang, Tuhan tak mungkin menurunkan sesuatu yang belum waktunya. Zat yang Maha baik tak akan menurunkan sesuatu yang tidak pada tempatnya. Mungkin saat ini kita sedang tidak pada tempatnya.

Pertanyaannya, sampai kapan? Sampai setua apa kita harus menunggu? Mungkin kau masih bisa banyak berkata. Kau masih mampu untuk membuaiku, membujukku, merajukku dengan katamu. Ya, kaulah ahlinya. Kau memang selalu mencintai hidup dengan kata. Ingatkah, kau yang mengajariku untuk mencintai dengan kata kan? Kata-katamu bagai air dilautan, berputar tanpa henti. Boleh jadi hujan, boleh jadi badai. Nun katamu tak terhenti.

Baca Juga : Puisi Perasaan Sedih

Aku masih ingat ketika awal kita bertukar kata. Semuanya mengalir tanpa diam, tak terbendung. Kita seperti dua keping pecahan uang yang menanti untuk dipertemukan. Kita yang masih naif, memutuskan untuk mencintai dengan kata. Lihatlah kita sekarang! Kita yang sudah didewasakan oleh kata-kata cinta.

Andai kau tahu, mereka semua sedang menertawakan kita. Tawa nyaring mereka menyakitkan telingaku. Mereka bilang kita bodoh! Mereka bilang hanya anak ABG yang mencintai dengan kata. Brengsek! Ingin kuremukkan kepala mereka agar suara mereka mengecil. Memang ada yang salah dengan cara kita mencintai? aku mencintaimu dengan kata.
Biarkan mereka bicara, biarkan orang-orang menyalak. Aku yang sekarang sedang mengumpulkan kata-kataku untuk mencintaimu.

Mereka yang tertawa mungkin lebih memilih kenyang perut daripada kenyang hati. Peduli anjing, biar saja buang tahi di jalanan. Aku masih mencintaimu dengan kata.

Sampai saat tulisan ini aku buat, aku masih mengumpulkan semua asaku, memerah otakku yang tinggal sebiji jagung, hanya untuk bisa mencintaimu dengan kata dan selalu mendengar kata-katamu dengan penuh cinta.



Nah akhir kata dari Kumpulan Puisi Harapan dan Impian, Puisi Harapan Masa Depan, Puisi Harapan untuk Kekasih, Puisi Harapan Yang Tak Pasti, Puisi Mengharapkan Cinta Seseorang dan Puisi Cinta Pendek, Puisi Cinta Sejati, Puisi Jarak Jauh, Puisi Rindu yang Menggebu. Salammm