Imajinasi Bersamamu

Suatu sore kita duduk berhadapan di pinggir pantai. aku mengusap lembut kepalamu, sementara kau terus terkekeh sambil menyuapkan donat keju (yang sengaja kau buat khusus untukku sejak siang tadi) kemulutku. Aroma laut, jingga senja, suara camar yang terdengar sayup di kejauhan, debur ombak, perpaduan antara manis lembut dan gurih dalam donat keju terasa begitu sempurna di lapisi dengan senyumu. Cukup untuk membuatku lupa tentang pahitnya kehidupan dunia.
Tidak banyak yang kita lakukan selain duduk berhadapan sambil membicarakan perihal masa depan, tentang bagaimana indahnya jika dunia ini memiliki orang ketiga yang kita sebut sebagai buah hati, tentang indahnya disibukan oleh tangisan kecilnya, tentang bagaimana indahnya mengatasi kerewelanya, tentang bagaimana repotnya membujuk ketika dia tak mau pergi kesekolah, sepertinya hidup kita akan terasa lebih sempurna.
"Kau percaya pada tuhan, tanyamu. Kau mengusap lembut pipiku sementara aku membuang tatapanku ke laut. Katamu, "Bersabarlah, biarkan tuhan mengurusnya sementara kita yang menunggu". Kemudian Kau memeluk tubuhku dengab erat, sangat erat hingga pelukmu memecah kerasnya resah. Tentu, aku percaya pada tuhan dan segala kuasanya. Dan kau tahu, kuasa terbesarnya adalah menciptakan malaikat teguh yang sederhana, yang sudah sejak empat tahun lalu menemaniku. Kamu.
Kamu yang membuatku merasa beruntung telah memilikimu dan segala kelembutan yang engkau sajikan. Kamu yang sering memecah batu dikepalaku dengan segala kesabaranmu, kamu yang akhirnya menjadi pendar terang diujung jalanku yang gelap dan sepi, yang menuntun kaki-kaki lelahku kembali ke jalan tuhan. Aku mencintaimu.
---
Kriiiinggg. !!! Dering Jam Weker berbentuk kotak dalam kamar menghamburkan mimpiku, aku bangun dan sadar bahwa yang sudah kulalui bersamamu ternyata sebuah mimpi. Sebelum tidur aku sepertinya terlalu banyak mengimajinasikanmu sehingga membawa imajinasiku itu kealam mimpi.

0 Response to "Imajinasi Bersamamu"

Post a Comment