Apakah aku harus berhenti
ketika mimpi tak lagi punya arti
lalu, akankah aku harus tetap terdiam
ketika angan hanya sebuah harapan
Yang tak mungkin untuk terwujudkan
Sungguh, aku sangat lelah
Dan terima kasih karena telah memberiku luka
Aku sirna,
Seperti bayangan menjelang terang
Hilang tanpa sedikitpun akan tetap di kenang
Seperti layangan yang telah kehilangan benang
Tanpa arah dan lalu hilang tanpa tujuan
Aku kalah dan aku akan mengalah
Tolong aku
Aku seperti serigala yang kehilangan rembulan
Melolong penuh dengan kerinduan
Kakiku perih karena berlari tiada henti
Berdarah dan bernanah menuju lembah fatamorgana
Dimana kebahagiaan, keluhku pada harapan.
Dimana kedamaian, teriakku pada keramaian.
Kini,
Aku di hadapkan pada satu titik kenyataan
Sebuah keharusan untuk melanjutkan kehidupan
Bangun dari semua mimpi-mimpi yang selama ini menemaniku
Karena angan-angan itu bagaikan lorong-lorong yang gelap dan tak berujung
Hingga terkadang kita tersesat dan tak berdaya untuk meraihnya
Aku mati,
Bahkan nisanku tiada yang menangisi
Cuma sebongkah batu yang selamanya akan membisu
Hanya seonggok tanah merah yang akan mudah terlupa
Jangan mengharapkan surga dengan bermimpi
Jangan mengejar mimpi dengan berangan
Dan bila segalanya tak sama seperti maumu
Jalani saja apa yang di tuliskan untukmu
Karena tangisan tak dapat mewujudkan suatu keinginanmu
ketika mimpi tak lagi punya arti
lalu, akankah aku harus tetap terdiam
ketika angan hanya sebuah harapan
Yang tak mungkin untuk terwujudkan
Sungguh, aku sangat lelah
Dan terima kasih karena telah memberiku luka
Aku sirna,
Seperti bayangan menjelang terang
Hilang tanpa sedikitpun akan tetap di kenang
Seperti layangan yang telah kehilangan benang
Tanpa arah dan lalu hilang tanpa tujuan
Aku kalah dan aku akan mengalah
Tolong aku
Aku seperti serigala yang kehilangan rembulan
Melolong penuh dengan kerinduan
Kakiku perih karena berlari tiada henti
Berdarah dan bernanah menuju lembah fatamorgana
Dimana kebahagiaan, keluhku pada harapan.
Dimana kedamaian, teriakku pada keramaian.
Kini,
Aku di hadapkan pada satu titik kenyataan
Sebuah keharusan untuk melanjutkan kehidupan
Bangun dari semua mimpi-mimpi yang selama ini menemaniku
Karena angan-angan itu bagaikan lorong-lorong yang gelap dan tak berujung
Hingga terkadang kita tersesat dan tak berdaya untuk meraihnya
Aku mati,
Bahkan nisanku tiada yang menangisi
Cuma sebongkah batu yang selamanya akan membisu
Hanya seonggok tanah merah yang akan mudah terlupa
Jangan mengharapkan surga dengan bermimpi
Jangan mengejar mimpi dengan berangan
Dan bila segalanya tak sama seperti maumu
Jalani saja apa yang di tuliskan untukmu
Karena tangisan tak dapat mewujudkan suatu keinginanmu
0 Response to "Menjelang Hilang"
Post a Comment